Saat ini YIS sedang merintis program pertanian ramah lingkungan di 6 Desa (Karanglo, Keprabon, Polan, Wangen, Kebonharjo, Daleman) di sekitar PT. Tirta Investama-Danone AQUA Klaten serta di wilayah Desa Dukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan, antara lain: pelatihan pembuatan jerami fermentasi untuk pakan sapi, pelatihan pembuatan pupuk organik, penyuluhan tentang bahaya penggunaan pupuk kimia, serta fasilitasi pelaksanaan demplot sekolah lapang pertanian ramah lingkungan (community garden). Dengan meminimalkan kebiasaan petani menggunakan bahan-bahan kimia, dengan kesadaran dirinya akan beralih menggunakan bahan-bahan alami/organik.
Pemanfaatan bahan-bahan alami lokal yang ada di sekitar petani, seperti kotoran sapi, kambing, itik dan kompos atau sampah organik, dapat digunakan untuk mereduksi penggunaan pupuk kimia sintetis yang jelas-jelas tidak ramah lingkungan. Penggunaan mikro-organisme pada pembuatan pupuk organik, selain meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan. Termasuk juga pemanfaatan tanaman obat seperti cabe, kunyit, jahe, daun nimba, daun tembakau, serta bengkoang yang difungsikan sebagai agensi alami pembunuh hama dan penyakit, seperti gulma, serangga, tikus, dan jamur. Dengan adanya agensi hayati ini, penggunaan bahan pencemar berbahaya yang diakibatkan dari penggunaan pestisida, fungisida, dan insektisida yang berlebihan dapat diminimalisir.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh YIS bekerjasama dengan lembaga-lembaga donor swasta, pemerintah, dan petani. Harapannya, petani akan semakin berdaya dan mendiri dalam mengelola lahan pertaniannya. Keberdayaan petani dicirikan dengan timbulnya kesadaran bahwa, mereka paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya. Sedangkan kemandirian akan mendorong petani agar mempunyai kemampuan, berkehendak, dan menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi masalah lingkungan di sekitarnya. Di samping itu, program ini juga turut menyukseskannya gerakan Go Organic 2010 yang dicanangkan oleh pemerintah.
Fakta mengungkapkan bahwa sistem pertanian organik adalah pertanian yang ramah lingkungan. Artinya, pelaku sistem pertanian organik ikut mendukung usaha pelestarian dan keberlanjutan komponen-komponen lingkungan, yang terdiri atas tanah, air, udara, tanaman, binatang, mikroorganisme, dan tentunya manusia. Maju terus pertanian Indonesia!
Posting Komentar