Petani Karanglo Kembali ke Alam

Harga pupuk kimia yang semakin melambung tinggi dan stok pasar terbatas selalu saja membuat petani resah. Padahal untuk saat ini, petani memiliki ketergantungan pada pupuk kimia. Meski pupuk kimia meningkatkan produktivitas pertanian akan tetapi keberadaannya akan sangat mengganggu proses ekosistem dalam tanah.


Kondisi membuat petani di Desa Karanglo, Kecamatan Polonharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tidak kehilangan akal. Mereka yang tergabung dalam Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Tani Mulyo mencoba menerapkan perubahan sistem pengolahan pertanian dari anorganik menjadi organik atau yang biasa disebut padi ramah lingkungan.

Gapoktan Tani Mulyo merintis padi ramah lingkungan sejak tahun 2009. Meski baru berjalan satu tahun, gapoktan telah menargetkan pada tahun 2012, sekitar 75 persen dari lahan sawah di desa Karanglo sekitar 73,96 ha akan ditanami dengan padi ramah lingkungan.

Kepala Desa Karanglo, Yudi Kusnandar mengatakan, “Pertumbuhan lahan pertanian organik di Karanglo cukup bagus. Dari semula dua patok (1 patok = 0,2 ha) kini bertambah menjadi 7 ha.”

Sistem pengolahan organik ini menggunakan bahan-bahan dari alam. Seperti halnya dalam pupuk yang digunakan, yaitu memanfaatkan kotoran ternak, sampah rumah tangga, sampah pasar dan jerami. Keberadaan sistem pengolahan organik selain mendukung keberlangsungan ekosistam tanah juga menurunkan cost pengolahan lahan pertanian.

“Sistem pertanian organik ini pun secara tidak langsung membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Karena hasil dari pertanian organik sangat menggembirakan," tutur Yudi.

Hal ini pun membuat Desa Karanglo menjadi konsep desa mandiri berbasis pertanian. Karena selain memproduksi pupuk pertanian secara mandiri dengan tidak menggantungkan pada subsidi pupuk kimia, desan ini juga melakukan pemasaran hasil pertanian secara mandiri.

“Apa yang kami lakukan ini sejalan dengan program pemerintah Go Organic 2010," kata Ketua Gapoktan Tani Mulyo, Juwandi. Dia

Konsep Desa Mandiri ini juga menggandeng PT Tirta Investama (Danone Aqua). Program CSR dari Danone Aqua ini diberikan dalam bentuk reboisasi di Taman Nasional Gunung Merbabu, pembentukan hutan rakyat, konservasi lingkungan di desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, dan penyediaan akses air bersih.

Menurut CSR Director Danone Aqua Indonesia, Yann Brault, program CSR yang dilakukan Aqua lebih banyak dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Sebab itu lebih jauh terasa hasilnya. “Yang terpenting adalah hasil dan pendekatannya bukan jumlah uangnya,” kata dia.

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© DESA KARANGLO | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger